Gadis Binal

Butuh waktu selama dua minggu aku bisa berhenti merasakan rasa perih dan nyeri di sekitar bagian kemaluanku, semua karena Ayah yang pada saat itu seperti binatang buas. Aku tidak trauma, justru aku malah semakin ingin dimasuki oleh penis besar Ayah. Aku ingin pergi ke kampus, aku sudah bersiap-siap:

Ketika di kampus, aku memakai pakaian yang sesuai dengan aturan kampus, berbeda saat aku sedang ada di rumah.

“Mau kemana?” tanya Ayah yang sibuk menyiapkan sarapan pagi untukku.

“Ke kampus ayah.” jawabku lalu memeluk tubuh kekar Ayah dari belakang.

Ibu sudah pergi, hanya ada aku dan Ayah. Ayah benar-benar memanjakkanku, apalagi jika ibu meninggalkan kami berdua di

rumah.

Ayah berbalik dan membenamkan wajahnya tepat di antara belahan payudaraku.

“Ssshhh ayah..” rengekku dengan nada manja “Sebentar, ayah terlalu rindu ini. Sudah lama kita tidak bermain.” ucap Ayah bermain sambil meremas kedua payudara. Meski aku dalam masa pemulihan, aku dan ayah diam-diam masih dapat melakukan percumbuan kami. Entah Ayah yang menyusu pada kedua payudaraku, atau aku yang mengocok penis besar berurat milik Ayah. “Udah, nanti aku telat ke kampus ayah.” dorongku pelan mencoba menghentikan aksi liar Ayah.

Ayah yang mengerti segera berhenti melakukan aksinya, Ayah kembali mencium bibirku. Dengan cepat Ayah menyesap lidah maupun bibir.

Aku tak ingin terbuai nafsu ayah, ku paksa Ayah untuk berhenti mencumbui bibirku.

“Nanti ayah, tunggu gadis pulang. Gadis bakalan muasin ayah.” godaku kembali sambil memandangi Ayah.

“Memangnya memekmu sudah nggak sakit sayang?” tanya Ayah yang khawatir.

“Sudah ayah, dan lagipula aku.” Aku pun berbicara sambil menggerakan tanganku mengusap jendolan Ayah yang terbungkus

celana.

“Aku apa?” Ayah bertanya sambil tersenyum merasakan sentuhan tanganku yang mengusap penisnya. “Gadis pengen kontol ayah.” ucapku sambil memasukan tangan ke dalam celana santai yang Ayah gunakan. “mmhh, sshhh.. begitu rupanya. gadis nakal ini ingin dientot sama ayahnya sendiri, gimana kalau ibu tau kamu suka kontol ayah!.” seru Ayah sambil memandangi tangan nakalku yang asyik mengusap penisnya: “Gadis bakalan bilang ke ibu, ayah lebih suka memek lacur gadis.” balasku sambil berbisik di telinga Ayah.

Aku mengeluarkan tanganku kembali, membuat Ayah yang semula keenakan terlihat kecewa.

“Aahh, sayang. kenapa dilepas?” tanya Ayah. “Tunggu ayah, aku ke kampus dulu.” jawabku dengan sengaja memasukan jari telunjuk ke dalam mulut. Aku pun berjalan pergi keluar, meninggalkan Ayah sendirian di rumah. Aku segera menjalani aktivitas hari-hariku dengan seperti biasa,

Selama di kampus Ayah terus-terusan mengirimkan ku pesan, isi pesannya bermacam-macam; *Hati-hati di jalan* *Jangan mendekati pria lain selain ayah* *Ayah kangen*

Bahkan saat ini Ayah mengirim kan satu gambar, ayah memperlihatkan penisnya di kamar mandi. *Lihat semua ini gara- gara kamu gadis nakal, kontol ayah ingin masuk ke dalam mulut lacur kamu.*

Aku membaca pesan ayah sambil tersenyum, aku tau perbuatan pagiku membuat Ayah benar-benar bernafsu. Akan tetapi aku puas, melihat Ayah yang tersiksa dengan penisnya yang menegang. Ayah yang melihatku membaca pesannya, langsung menghubungiku. “Kenapa kamu nggak bales chat dari ayah?” tanya Ayah

“Mmhh, nanti ayah. bentar lagi, kelas gadis mau mulai.” jawabku lalu mematikan panggilan sekilas dari Ayah.

Aku kembali mengirimkan fotoku, *pakai ini dulu ayah, tunggu gadis pulang ðŸŸ** Perkuliahan ku pun di mulai, aku masih menyimak dan membiarkan ponselku terdiam. Aku menikmati hari-hariku dengan Ayah, meski ada ibu aku tahu Ayah benar-benar kesepian.

Selama hubungan kami, aku melihat Ayah dan ibu jarang mengobrol bersama layaknya pasangan suami dan istri. Aku memikirkan kondisi Ayah dan hubungan terlarang kami, sampai- sampai aku larut dalam lamunanku sendiri.

Membuatku berakhir dengan di usir dari kelas, oleh dosen galak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *